Pagi hari itu aku berangkat
sekolah pukul 06.45 WIB. Aku tergesa-gesa supaya tidak telat masuk sekolah
untunglah sampai dinkelas bel belum berbunyi. Aku duduk di sebelah Rani sahabat
baruku berteman dekat dengan Rani belum lama ini. Aku menaruh tas di bangku
Rani pun sudah duduk di sampingku “sya nanti pelajaran pertama matematikakan?”
tanya Rani “iya kenapa ran?” jawabku “nanti ulangan bab 1 dan 2 “ jawabnya
santai “Hah? Kenapa kau tak memberitauku ran menyebalkan “ seruku “jangan marah
aku lupa sya memberitaumu” kata Rani .Langsung saja aku belajar sudah
berkali-kali Rani tak bilang bila ada ulangan wajar aku tak tau karna kemarin
aku tak berangkat.
Bu Ina masuk kelas ia adalah guru matematika “Tutup semua
buku kalian “ tukas bu Ina. Aku sudah keringat dingin bisa jadi nilaiku jelek
sendiri dan pikiranku telah kemana-mana. Sambil membagi lembaran soal bu Ina
berkata “ Kerjakan sendiri jangan mencontek”.
Aku mengerjakan semua dengan semangat dan aku meyakinkan diri
supaya nilaiku bagus. Tiba-tiba Rani berbisik-bisik pada Indri “Ran kan gak
boleh nyontek ?” kataku pelan “Biarin sya kalau kau mau contek saja punyaku”
jawab Rani aku pun cepat-cepat menggelengkan kepala mencontek itu hal yang tak
baik dan mungkin Allah akan marah jika aku mencontek Allah kan tidak suka pada
orang yang berbuat curang kata ibuku sih. 40 menit berjalan kilat begitu cepat “Kumpulkan” tukas bu Ina. Kami
semua pun mnegumpulkan. 15 menit bu Ina selesai mengoreksi lalu membacakan di
depan kelas “nilai tertinggi diraih oleh Tasya dengan nilai 9,8” kata bu Ina
aku seketika diam tak percaya makasih tuhan telah membantuku .
Pagi ini aku sampai di kelas pukul 06.40 WIB. Aku duduk di bangku
biasanya tak tau kenapa teman-temanku memandangku dengan sinis dan aku melihat
Rani duduk dengan Lina “Ran kamu duduk dengan Lina ?” tanyaku “ iya memang
kenapa?” balasnya sambil memandang degan mata tajam “kau ini munafik!!!” bentak
Fika temanku “maksudmu?”sahutku bingung dan terkaget-kaget “Jangan pura-pura
bego’ deh “ sahut Lina “apa maksud kalian “ jawabku sambil melihat mereka
dengan bingung “kau munafik sya bangga dengan hasilmu padahal kau
mencontekkan?” Bentak Fika lagi “apa?aku tak mencontek sama sekali tolong
jangan fitnah!!!” bentakku ganti “tapi Rani tau” jawab Lina “iya,aku memang
sengaja tidak memberitaumu soal ulangan supaya nilaimu jelek sya tapi kenapa
nilaimu bagus kamu mencontekkan?” jelas Rani “aku tak pernah menyangka ran kau
setega itu padaku aku salah apa? Kau kan sahabatku dan mana mungkin aku
mencontek memangnya kau melihatku mencontek?” balasku tajam
“aku memang sahabat sekaligus
musuhmu sya kau saja terlalu mudah di bodohi sudah jangan hiraukan omongan tasya
tak usah ditemani saja fik Lin” seru Rani “sebentar kau kan tak melihat tasya
mencontek kau hanya iri kan dan memanas-manasin kami jadiin aku dan Fika
senjata mu dasar jahat sudah musuhi saja Rani “ jelas Lina “iya tuh dasar Rani
“ tambah Fika “ tapi kalian harus percaya padaku lin fik “ pinta Rani “ kau ini
siapa ngatur-ngatur kami kau saja bodoh nilai jelek” ejek Lina “jangan seperti
itu kata-katamu sangat kasar lin “kataku “apa sih sya gak usah gitu deh dia
yang buat kamu berantakan sama aku dan Fika” tambah Lina “kau sudah senang sya
buat aku di musuhi teman-teman makasih” sambil pergi.
Akhirnya aku sadar Rani bukan sahabatku dan aku tidak boleh
seperti Rani yang mudah iri mungkin ini balasan ke Rani tapi aku tetap
memaafkan Rani karna Allah saja bisa memaafkan hambanya yang salah mengapa aku
tak bisa memaafkan Rani lagian manusia juga pasti ada salahnya .Setelah masalah
ini aku duduk dengan Lina dan belajar dengan mulus,konsen,dan tenang.